Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topang Kebutuhan Air Baku di Ibu Kota Baru, Lahan 3 Desa Dibebaskan untuk Bendungan

Kompas.com - 28/06/2020, 09:36 WIB
Zakarias Demon Daton,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi di kawasan ibu kota negara baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, mulai dikerjakan tahun ini.

Tahap pertama, pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Dirjen SDA, Kementerian PUPR, awalnya menyiapkan Rp 100 miliar untuk pembangunan tahap awal, namun karena Covid-19 sebagian realokasi hingga tersisa Rp 60 miliar.

Dari Rp 60 miliar itu, peruntukannya Rp 50 miliar untuk pembebasan lahan warga dan Rp 10 miliar untuk pembangunan awal fisik.

“Sekarang lagi proses lelang, menunggu penetapan dari Mentri PUPR,” ungkap Kepala Satuan Kerja Bendungan BWS Kalimantan III, Sandi, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Sabtu (27/6/2020) malam.

Baca juga: Kisah Bayi Kembar Siam di Lombok Timur, Punya 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar Lebih

Sandi mengatakan, total keseluruhan proyek tersebut kurang lebih Rp 700 miliar untuk pembangunan fisik bendungan, areal genangan dan green belt (jalur hijau) di atas lahan seluas 378 hektar.

“Bendungan Sepaku Semoi ini desain kami yang lama. Tapi kebetulan ibu kota negara pindah ke situ jadi sekaligus,” kata dia.

Bendungan tersebut, diperuntukan untuk menopang kebutuhan air di kawasan PPU sebagai ibu kota negara dan Balikpapan.

BWS Wilayah III Kalimantan bersama Kanwil Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kaltim sudah menemui warga tiga desa di PPU, Selasa (23/6/2020).

Pertemuan tersebut membahas pembebasan lahan untuk lokasi bendungan yang berlokasi di sekitar tiga desa yakni Desa Tengin Baru, Sukomulyo dan Desa Argomulyo.

Ketiga desa tersebut semua berada di Kecamatan Sepaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com