Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi Tewas di Lapas Samarinda Diduga Dianiaya, Keluarga Lapor Polisi

Kompas.com - 11/02/2020, 22:03 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Napi Ahmad Syukur (34), yang meninggal dunia dengan luka memar di tubuh, pernah mengeluh dipukul di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda oleh sesama rekan napi dan petugas Lapas, enam bulan lalu.

Kakak kandung Ahmad, Sugianto mengatakan pengakuan itu diceritakan oleh istri Achmad kepada dirinya enam bulan lalu.

Saat itu, dirinya tak bisa berbuat apa-apa, hanya mendengar curhatan itu.

Baca juga: Napi Tewas Setelah Jatuh dari Pagar Saat Berusaha Kabur

Namun, saat adiknya meninggal dengan luka memar di beberapa bagian tubuh, dirinya jadi teringat cerita istri Achmad dan menguatkan keyakinannya adiknya meninggal dunia diduga dianiaya.

"Saya duga adik saya dianiaya. Karena dia meninggal tidak wajar. Jadi kami lapor polisi," kata Sugianto ditemui saat membuat laporan polisi di Polresta Samarinda, Selasa (11/2/2020).

Achmad meninggal dunia di RSUD Abdul Wahab Syahranie (AWS) pada, Selasa (11/2/2020) subuh setelah dirujuk dari Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda, Senin (10/2/2020) sore karena sakit.

"Saya sempat jenguk dia (Achmad) di RSUD AWS. Dia minta badannya dimiringkan karena bagian belakang sakit. Dia juga bilang perutnya bengkak," ungkap Sugianto.

Tetapi, pihak keluarga tak menaruh curiga apapun saat sakit dan dirawat.

Kecurigaan baru muncul setelah pihak keluarga membawa pulang jenazah dan memandikannya di rumah duka Jalan Gunung Pasir, RT 38, Kelurahan Melayu, KecamatanTenggarong, Selasa siang.

"Waktu kami miringkan badannya baru kami tahu ada luka memar. Saya minta distop. Setelah rembuk keluarga, kami bawah kembali jenazah ke RSUD AWS untuk otopsi," jelas Sugianto.

Saat ini, jenazah Achmad masih berada di ruang jenazah RSUD AWS menunggu proses lebih lanjut dari polisi dan pihak keluarga.

Achmad adalah terpidana kasus narkotika dengan pidana lima tahun.

Awalnya, Achmad menjalani masa tahanan di Lapas Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, selama tiga tahun. Namun, belakangan dia dipindah ke Lapas di Samarinda.

Diketahui, pada jenazah Achmad ditemukan memar merah kehitaman di bagian pinggang atas, dari sisi kiri melebar ke sisi kanan hingga ke bagian dada bawah sebelah kanan.

Kemudian, memar merah kehitaman juga ditemukan di bagian dada sebelah kanan punggung kiri berbentuk garis membelah dengan warna kemerahan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com