KOMPAS.com - Herpina (24) dan Berta Bua'dera (56) adalah dua guru yan mengajar di SD Filial 004 Samarinda Utara, di Kampung Berambai, Kelurahan Sempaja Utara, Samarinda Utara.
SD tersebut berada di batas kota dan bersisian dengan Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
Dari Desa Bangun Rejo, SD tersebut berjarak 8 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Saat musim hujan, jalan yang dilalui becek dan berlumpur.
Baca juga: Nasib SD Filial di Samarinda, Berdiri Dikepung Tambang Batu Bara
Di SD Filial 004 Samarinda Utara itu, Herpina dan Berta Bua'dera mengajar 17 siswa.
Satu murid duduk di kelas I. Tiga murid duduk di kelas II, III, IV dan V. Sedang kelas VI ada empat murid.
Sekolah itu memiliki tiga ruang yang disekat dengan triplek.
Satu ruang untuk kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Satu ruang lain untuk kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Dan satu ruang untuk ruang guru.
"Kami berdua mengajar semua mata pelajaran, kecuali agama dan Bahasa Inggris. Tidak ada gurunya," tambah Bertha.
Baca juga: Dieksploitasi untuk Tambang Mineral dan Batu Bata, 55 Pulau Kecil Terancam Hilang
Sementara itu beberapa unit eksavator sedang menggaruk tanah di sekitar sekolah.
Sepanjang jalan masuk, galian tambang batu bara nyaris mengepung sekolah dan Kampung Berambai.
Saat berdiri di depan sekolah, terlihat lubang bekas tambang galian di sebelah kanan dan kiri sekolah. ALat-alat berat juga terlihat mengeruk tanah di sekitar sekolah.
Baca juga: Reklamasi Bekas Tambang Timah di Pantai Terapkan Transplantasi Karang dan Fish Shelter
Sekolah tersebut berada di tengah-tengah aktivitas tambang batu bara.
Selain di depan, kanan, dan kiri gedung sekolah, aktivitas batu bara juga ada di belakang sekolah, walaupun jaraknya agak jauh