Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Api Terus Ditemukan di Kaltim, 6 Orang Ditetapkan Tersangka

Kompas.com - 10/09/2019, 16:21 WIB
Zakarias Demon Daton,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Timur (Kaltim) masih terus terjadi.

Titik api hampir terdapat di semua kabupaten dan kota di Kaltim.

Hasil deteksi hotspot (titik api) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kaltim menggunakan sensor modis pada satelit terra dan qqua memberi gambaran lokasi wilayah mengalami kebakaran.

Satelit ini mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan satu kilometer persegi.

Terdapat 57 titik panas yang berpotensi terbakar berkisar 81-100 persen.

Selain itu, ada 53 titik panas yang potensi kebakaran berkisar antara 71 - 80 persen di 10 kabupaten/kota hingga Senin (9/9/2019).

Baca juga: Sumsel Dilanda Kemarau, Jumlah Titik Api Meningkat

Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan Shahar Al Haqq mengakui titik api hampir tersebar merata di semua kabupaten dan kota. Titik api terbanyak ada di Kabupaten Berau.

"Lebih kurang 300 hektare lahan sudah terbakar di sana (Berau)," ungkap Shahar, Selasa (10/9/2019).

Hingga kini, tim sedang melakukan pemadaman di lokasi dengan menerjunkan 60 orang dari Masyarakat Peduli Api (MPA) di setiap desa terdekat dan bantuan tim dari lokasi.

Sulitnya sumber air membuat upaya pemadaman api menggunakan metode sekat. Petugas pemadam membersihkan tanaman di sekeliling titik api dengan panduan arah angin.

"Kami tak bisa andalkan air. Memang enggak ada air," tutur Shahar.

Saat ini, polisi sudah menetapkan enam tersangka yang diduga pembakar lahan di wilayah Kaltim.

Keenam tersangka itu tersebar di Kabupaten Berau, Kabupaten Pasir, Kecamatan Sega, Berau dan Sangata, Kutai Timur dan beberapa daerah lain.

"Informasi yang kami himpun sampai sekarang, sudah ada enam tersangka. Ada yang ditangkap Polisi hutan, BPBD dan Dinas Kehutanan. Mereka diproses polisi. Kini sudah tersangka," kata Shahar.

Para tersangka diduga membakar lahan untuk perkebunan, namun api merambat hingga ke lahan dan hutan.

Proses hukum tersebut diharapkan memberi efek jera bagi masyarakat lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com