SAMARINDA, KOMPAS.com - Ketika matahari pagi mulai menampak rupa, Miswanto sudah terbangun dari tidur.
Usai menyantap sarapan pagi, Ketua Kelompok Tani Tempur Rejo, Kelurahan Handil Bakti, Samarinda, Kalimantan Timur ini, bergegas menuju sawah.
Hari itu, Selasa (9/6/2020), dia bersama para petani lain, memperluas areal sawah.
Lahan-lahan tidur dibajak menggunakan satu unit traktor tangan secara bergantian.
“Kami perluas jadi 16 hektar. Persiapan stok padi di tengah wabah corona,” ungkap Miswanto saat ditemui Kompas.com di areal persawahan miliknya.
Baca juga: Cerita Petani Bogor Temukan Ranjau Darat Peninggalan Perang, Awalnya Dikira Buah Kelapa
Meski sebagian lahan baru dibuka, sebagian areal lain sudah siap panen. Hamparan sawah membentang memberi suasana hijau.
“Panen tanam lagi. Begitu siklusnya selama tiga musim dalam satu tahun, jika alamnya mendukung,” tutur dia.
Di areal tanah kering dibikin terasering untuk tanaman hortikultura seperti sayur dan buah-buahan.
“Kami memaksimalkan semua lahan tidur untuk ketersediaan bahan pangan di Samarinda,” terang dia.
Baca juga: Melawan Saat Ditangkap, Pelaku Pembacokan 2 Petani Ditembak Polisi
Panen padi terakhir pada Mei sebanyak 5,3 ton per hektar. Langsung ludes diserbu pedagang, masyarakat sekitar dan beberapa pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda.
Terancam Gagal Panen
Untuk panen kali ini, kata Miswanto, kurang lebih setengah hektar terancam gagal karena hama.
Sejak padi mulai berisi, tikus, dan walang sangit menyerang.
“Kurang obat hama,” ungkap dia sambil menunjuk ke areal yang terancam gagal panen.